Perkembangan pemanfaatan data spasial dalam dekade belakangan ini meningkat dengan sangat drastis. Hal ini berkaitan dengan meluasnya pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan perkembangan teknologi dalam memperoleh, merekam dan mengumpulan data yang bersifat keruangan (spasial). Teknologi tinggi seperti Global Positioning System (GPS), remote sensing dan total station, telah membuat perekaman data spasial digital relatif lebih cepat dan mudah. Kemampuan penyimpanan yang semakin besar, kapasitas transfer data yang semakin meningkat, dan kecepatan proses data yang semakin cepat menjadikan data spasial merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari perkembangan teknologi informasi.
A. Pengertian
Data Spasial
Data spasial mempunyai pengertian sebagai
suatu data yang mengacu pada posisi, obyek, dan hubungan diantaranya dalam
ruang bumi. Data spasial merupakan salah satu item dari informasi, dimana
didalamnya terdapat informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi, dibawah
permukaan bumi, perairan, kelautan dan bawah atmosfir (Rajabidfard dan Williamson,
2000). Data spasial dan informasi turunannya digunakan untuk menentukan posisi
dari identifikasi suatu elemen di permukaan bumi (Radjabidfard 2001). Lebih
lanjut lagi Mapping Science Committee (1995) dalam Rajabidfard (2001)
menerangkan mengenai pentingnya peranan posisi lokasi yaitu, (1) pengetahuan
mengenai lokasi dari suatu aktifitas memungkinkan hubungannya dengan aktifiktas
lain atau elemen lain dalam daerah yang sama atau lokasi yang berdekatan dan
(2) Lokasi memungkinkan diperhitungkannya jarak, pembuatan peta, memberikan
arahan dalam membuat keputusan spasial yang bersifat kompleks.
Karakteristik utama dari data spasial adalah bagaimana mengumpulkannya dan memeliharanya untuk berbagai kepentingan. Selain itu juga ditujukan sebagai salah satu elemen yang kritis dalam melaksanakan pembangunan sosial ekonomi secara berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan. Berdasarkan perkiraan hampir lebih dari 80 % informasi mengenai bumi berhubungan dengan iinformasi spasial (Wulan 2002).
Perkembangan teknologi yang cepat dalam
pengambilan data spasial telah membuat perekaman terhadap data berubah menjadi
bentuk digital, selain itu relatif cepat dalam melakukan prosesnya. Salah
satunya perkembangan teknologi yang berpengaruh terhadap perekeman data pada saat
ini adalah teknologi penginderaan jauh (remote sensing) dan Global Positioning
System (GPS).
B. Sumber Data
Spasial
Data spasial
dapat dihasilkan dari berbagai macam sumber, diantaranya adalah :
Citra satelit, data ini menggunakan satelit sebagai wahananya. Satelit tersebut menggunakan sensor untuk dapat merekam kondisi atau gambaran dari permukaan bumi. Umumnya diaplikasikan dalam kegiatan yang berhubungan dengan pemantauan sumber daya alam di permukaan bumi (bahkan ada beberapa satelit yang sanggup merekam hingga dibawah permukaan bumi), studi perubahan lahan dan lingkungan, dan aplikasi lain yang melibatkan aktifitas manusia di permukaan bumi. Kelebihan dari teknologi terutama dalam dekade ini adalah dalam kemampuan merekam cakupan wilayah yang luas dan tingkat resolusi dalam merekam obyek yang sangat tinggi. Data yang dihasilkan dari citra satelit kemudian diturunkan menjadi data tematik dan disimpan dalam bentuk basis data untuk digunakan dalam berbagai macam aplikasi.
Peta analog, sebenarnya jenis data ini merupakan versi awal dari data spasial, dimana yang membedakannya adalah hanya dalam bentuk penyimpanannya saja. Peta analog merupakan bentuk tradisional dari data spasial, dimana data ditampilkan dalam bentuk kertas atau film. Oleh karena itu dengan perkembangan teknologi saat ini peta analog tersebut dapat di scan menjadi format digital untuk kemudian disimpan dalam basis data.
Foto udara (Aerial Photographs), merupakan salah satu sumber data yang banyak digunakan untuk menghasilkan data spasial selain dari citra satelit. Perbedaan dengan citra satelit adalah hanya pada wahana dan cakupan wilayahnya. Biasanya foto udara menggunakan pesawat udara. Secara teknis proses pengambilan atau perekaman datanya hampir sama dengan citra satelit. Sebelum berkembangnya teknologi kamera digital, kamera yang digunakan adalah menggunakan kamera konvensional menggunakan negatif film, saat ini sudah menggunakan kamera digital, dimana data hasil perekaman dapat langsung disimpan dalam basis data. Sedangkan untuk data lama (format foto film) dapat disimpan dalam basis data harus dilakukan konversi dahulu dengan mengunakan scanner, sehingga dihasilkan foto udara dalam format digital.
Data tabular, data ini berfungsi sebagai atribut bagi data spasial. Data ini umumnya berbentuk tabel. Salah satu contoh data ini yang umumnya digunakan adalah data sensus penduduk, data sosial, data ekonomi. Data tabular ini kemudian di relasikan dengan data spasial untuk menghasilkan tema data tertentu.
Data survei (Pengamatan atau pengukuran dilapangan), data ini dihasilkan dari hasil survei atau pengamatan dilapangan. Contohnya adalah pengukuran persil lahan dengan menggunakan metode survei terestris.
C. Model Data Spasial
Pemanfaatan data spasial yang diolah dengan
menggunakan komputer (data spasial digital) menggunakan model sebagai
pendekatannya. Economic and Social Comminssion for Asia and the Pasific (1996),
mendefinisikan model data sebagai suatu set logika atau aturan dan
karakteristik dari suatu data spasial. Model data merupakan representasi
hubungan antara dunia nyata dengan data spasial.
Terdapat dua model dalam data spasial,
yaitu model data raster dan model data vektor. Kedua model ini memiliki karakteristik
yang berbeda, selain itu dalam pemanfaatannya tergantung dari masukan data dan
hasil akhir yang akan dihasilkan. Model data tersebut merupakan representasi
dari obyek-obyek geografi yang terekam sehingga dapat dikenali dan diproses
oleh komputer.
1. Model data
raster
Model data raster mempunyai struktur data
yang tersusun dalam bentuk matriks atau piksel dan membentuk grid. Setiap
piksel memiliki nilai tertentu dan memiliki atribut tersendiri, termasuk nilai
koordinat yang unik. Tingkat keakurasian model ini sangat tergantung pada
ukuran piksel atau biasa disebut dengan resolusi. Model data ini biasanya
digunakan dalam remote sensing yang berbasiskan citra satelit maupun airborne
(pesawat terbang). Selain itu model ini digunakan pula dalam membangun model
ketinggian digital (DEM-Digital Elevatin Model) dan model permukaan digital
(DTM-Digital Terrain Model).
2. Model data
vektor
Model data vektor merupakan model data yang
paling banyak digunakan, model ini berbasiskan pada titik (point) dengan nilai
koordinat (x,y) untuk membangun objek spasialnya. Objek yang dibangun terbagi
menjadi tiga bagian lagi yaitu berupa titik (point), garis (line), dan area
(polygon).
Titik (point), merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu objek. Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada peta maupun dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan
Garis (line), merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan merepresentasikan objek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan dan Sungai.
Area (Polygon), merupakan representasi objek dalam dua dimensi. Contoh : Danau dan Persil Tanah.
D. Perbandingan
Model Data Raster dan Model Data Vektor
Kedua model data spasial yang telah
disebutkan diatas (raster dan vektor) mempunyai karakteristik yang berbeda
dalam mengaplikasikannya. Hal ini sangat bergantung pada tujuan, analisis,
sistem dan aplikasi yang akan digunakan. Tabel berikut ini memperlihatkan
perbandingan diantara kedua model tersebut.
Sumber
Referensi:
Radjabidfard, Abbas. , 2001, SDI Hierarchy, from Local to Global SDI Initiatives. Melbourne, Victoria: Spatial Data Research Group, Departement of Geomatics. The University of Melbourne.
Wulan.
Methodology for Selection of Framework Data : Case Study for NSDI in China.
Enschede: Thesis Degree of Master of Science in GeoInformation Management, International Institute fo GeoInformation and
Earth Observation (ITC), 2002.
No comments:
Post a Comment